Lembaga:

Dukung kami dengan donasi melalui Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58 a.n. Yayasan Fahmina

Memahami Nilai dan Ritus Agama Kristen Katolik

 

Oleh: Zaenal Abidin

Suasana penuh semangat dan kehangatan melingkupi pertemuan kelima Sekolah Agama dan Kepercayaan (SAK) bagi Orang Muda destinasi kelima berlangsung di Gereja Katolik Santo Yusuf, Cirebon, Sabtu pagi (23/11/2024). Acara ini dihadiri oleh peserta lintas iman untuk saling memahami nilai dan ritus agama yang berbeda.

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, para peserta merefleksikan pengalaman dari pertemuan sebelumnya. Brian, seorang peserta, berbagi bahwa kunjungan sebelumnya ke Gereja Kristen Fajar Keagungan memberinya pemahaman bahwa agama Kristen memiliki banyak denominasi yang membawa nilai kebaikan universal. Mira dari Sunda Wiwitan menyoroti makna simbol salib dan pentingnya kritis terhadap sejarah serta perilaku baik yang diajarkan semua agama.

Direktur Fahmina, Marzuki Rais, menekankan tujuan utama SAK untuk memperkuat pemahaman tentang ritus dan nilai sakral berbagai agama. Ia menjelaskan, kegiatan ini dirancang untuk menghindari miskonsepsi terhadap kepercayaan lain, sebagaimana terlihat dalam contoh seperti ritual sajen di Gunung Bromo.

“Kita perlu memahami mana yang pokok dan cabang dalam agama agar tidak menganggap enteng praktik keagamaan lain,” ungkap Marzuki.

Romo Santo, mengungkapkan kebanggaannya karena Gereja Santo Yusuf, gereja Katolik tertua di Jawa Barat yang berdiri sejak 1880, menjadi tuan rumah kegiatan ini. Dalam pemaparannya, Romo Santo menceritakan sejarah Yesus Kristus, asal-usul Gereja Katolik, hingga perannya dalam masyarakat multikultural.

“Yesus adalah jalan hidup dan kebenaran bagi umat Katolik, tetapi nilai-nilai-Nya universal, membawa kita kepada persatuan dan keharmonisan,” jelasnya.

Diskusi juga menyentuh isu-isu aktual, seperti tantangan pendirian rumah ibadah dan pentingnya saling memahami di tengah masyarakat majemuk. Romo Santo menutup dengan harapan bahwa kegiatan lintas agama seperti SAK dapat menjadi langkah nyata menuju harmoni sosial.

Acara ditutup dengan doa bersama dan diskusi hingga sore hari. Diharapkan, pertemuan ini menjadi momen penting dalam memperkuat toleransi dan saling pengertian di tengah keberagaman Indonesia. []

Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58 a.n. Yayasan Fahmina

Terkait

Ketika Agama Menjadi Alat Negara: Membaca Gerakan Perempuan di Malaysia dan Indonesia

Oleh Marzuki Rais (Ketua Yayasan Fahmina) “Ketika tafsir agama dipegang oleh penguasa, ia mudah berubah menjadi alat kontrol, bukan pembebasan.” Beberapa...

Populer

Artikel Lainnya