Di tengah semangat memperjuangkan keadilan sosial dan keberagaman manusia, Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon (SSC) bersama Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menggelar Konferensi Nasional bertema “Memperkuat Peran Keulamaan untuk Hak-hak Disabilitas” di Gedung Siber UIN SSC pada 20-12 Okteber 2025.
Bagi Roziqoh, Ketua Panitia yang juga Sekretaris Yayasan Fahmina, konferensi ini bukan sekadar forum akademik, tetapi bagian dari gerakan panjang keulamaan perempuan yang berpihak pada kelompok rentan.
“Ini momentum penting untuk menguatkan komitmen bersama bahwa keulamaan perempuan harus berpihak pada disabilitas,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kolaborasi Inklusif antara Kampus dan Jaringan Ulama
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara UIN SSC melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) dan KUPI yang diwakili oleh Yayasan Fahmina.
Kolaborasi ini menandai sinergi nyata antara dunia akademik dan gerakan sosial keagamaan yang konsisten memperjuangkan keadilan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial.
Menurut Roziqoh, dukungan UIN SSC menjadi sinyal kuat bahwa kampus Islam kini mulai memberi ruang besar bagi isu kemanusiaan dan keberpihakan pada penyandang disabilitas.
“Dukungan moral dan kelembagaan dari UIN SSC sangat berarti. Kampus berkomitmen memperkuat keulamaan yang peduli terhadap keadilan sosial dan inklusi bagi penyandang disabilitas,” jelasnya.
Antusiasme dari Seluruh Indonesia
Antusiasme publik terhadap tema ini begitu besar. Lebih dari 300 orang dari berbagai wilayah Indonesia mendaftar, meskipun hanya sekitar 150 peserta yang dapat hadir langsung. Sebagian lainnya mengikuti lokakarya, workshop media sosial, dan siaran daring.
“Kami tidak menyangka antusiasmenya sebesar ini. Semoga ke depan ruang partisipasi bisa lebih luas,” kata Roziqoh.
Tiga Agenda, Satu Semangat
Konferensi Nasional ini dikemas dalam tiga agenda utama yang saling menguatkan:
-
Workshop Penulisan dan Media Sosial, untuk meningkatkan kapasitas ulama muda dan aktivis dalam menulis dengan perspektif keadilan dan inklusi.
-
Lokakarya Jaringan Ulama Perempuan, sebagai ruang konsolidasi lintas daerah dan berbagi praktik baik.
-
Seminar Nasional, menghadirkan ulama perempuan, akademisi, dan aktivis disabilitas untuk mendalami refleksi keulamaan dalam memperjuangkan hak difabel.
Melalui kegiatan ini, UIN SSC dan KUPI berharap lahir generasi baru ulama dan aktivis muda yang mampu menarasikan Islam secara membebaskan, adil gender, dan berpihak pada kelompok rentan.
Dari Keulamaan Inklusif Menuju Keadilan Sosial
Tema disabilitas menjadi bagian integral dari visi keulamaan KUPI—bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
“Memperjuangkan hak-hak difabel adalah bagian dari ibadah. Itulah wujud nyata keadilan dan kasih sayang dalam Islam,” tegas Roziqoh.
Lebih dari sekadar konferensi, kegiatan ini menjadi langkah strategis memperkuat advokasi dan literasi publik mengenai disabilitas.
UIN SSC bersama jaringan KUPI dan Yayasan Fahmina menegaskan komitmen untuk terus melibatkan kelompok difabel dalam kerja-kerja keulamaan, riset, dan pendidikan.
“Semoga hasil konferensi ini tidak berhenti di forum, tetapi berlanjut dalam aksi nyata—di pesantren, kampus, dan masyarakat luas,” pungkas Roziqoh. []



