Lembaga:

Dukung kami dengan donasi melalui Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58 a.n. Yayasan Fahmina

ISIF Menggelar Senat Terbuka Wisuda Sarjana Angkatan ke II

Fahmina.or.id, Cirebon. Institute Studi Islam Fahmina (ISIF) menggelar Senat Terbuka Wisuda Sarjana Angkatan ke II, acara tersebut berlangsung di pelataran Kampus ISIF, Minggu (29/11) kemarin. Sebanyak sembilan mahasiswa yang diwisuda, dari tiga fakultas; Fakultas Tarbiyah sebanyak empat mahasiswa, Fakultas Syariah sebanyak empat orang dan Fakultas Ushuluddin sebanyak satu orang.  Lulusan ISIF diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan dan perubahan di masyarkat.

Rektor ISIF, Prof. Dr. Chozin Nasuha mengatakan, mahasiswa ISIF diorientasikan tidak sekadar menjadi pekerja di sektor formal, tapi ditekankan juga untuk dapat mengabdi di masyarkat dengan segenap keilmuan yang sudah di dapat.

“Lulusan ISIF tidak berorientasi menjadi pegawai negeri sipil  saja, tapi lebih pada pengabdian terhadap masyarkat,” ungkap Prof. Chozin.

Menurutnya, ISIF merupakan kampus Islam yang terbuka, siapapun boleh jadi mahasiswa termasuk non muslim. Karena dasar pemahaman Islam ditempatkan sebagai ilmu sehingga semua bisa mempelajarinya.

“Saya kira ISIF menjadi kampus yang terbuka. Karena ilmu keislaman dapat dipelajari siapapun. Saya contohkan di Cordova pada zaman dahulu mengembangkan keilmuan Islam yang maju dan banyak orang-orang dari Eropa berdatangan, ISIF ingin mencotohnya,” sambung Prof. Chozin

Sementara itu  Abdul Muis Ghazali mengatakan dalam wisuda itu juga mengundang perwakilan dari tokoh agama yang ada di Cirebon, lalu di akhir acara menampilkan seni Tari Buyung berasal dari Kuningan Jawa Barat. Hal tersebut membuktikan keterbukaan kampus akan keberagaman dan tradisi lokal.

“Sebagai perwujudan nilai  kebersamaan, kami mengundang perwakilan tokoh agama. Penutupan wisuda, kam  menampilkan Tari Buyung yang ditarikan mahasiswa ISIF dari Sunda Wiwitan, Kuningan,” ungkap Kabiro Akademik ISIF. (ZA)

Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58 a.n. Yayasan Fahmina

Terkait

Ketika Agama Menjadi Alat Negara: Membaca Gerakan Perempuan di Malaysia dan Indonesia

Oleh Marzuki Rais (Ketua Yayasan Fahmina) “Ketika tafsir agama dipegang oleh penguasa, ia mudah berubah menjadi alat kontrol, bukan pembebasan.” Beberapa...

Populer

Artikel Lainnya